Pembuatanmasker berbahan kain katun juga mudah dan tidak memakan banyak biaya, selain itu masker buatan sendiri ini bisa dicuci dan dipakai kembali. Berikut cara membuat masker wajah berbahan kain katun. Bahan-bahan yang diperlukan. Peralatan menjahit : Gunting, Jarum, Benang, Pin
– Cara membuat kain tenun ikat dengan alat tenun bukan mesin ATBM. Langkah langkah menenun di Tenun Kainratu di Troso Jepara ini menggunakan teknik dobel ikat atau ikat ganda. Teknik pembuatan tenun ini terbilang sulit dan langka karena menggabungkan teknik ikat lungsi dengan teknik ikat pakan dalam satu kain tenun. Namun, proses pembuatan tenun ikat yang biasanya perlu waktu berbulan bulan ternyata bisa dipersingkat dalam 10 hari tanpa menggunakan mesin. Mau tahu rahasianya? Sentra Tenun Troso Kabupaten Jepara dikenal mampu menghasilkan kain tenun dengan motif sangat beragam dan dikerjakan dalam waktu relatif singkat. Keunggulan tersebut ternyata menarik minat pengrajin tenun daerah lain untuk belajar cara membuat kain tenun dengan alat tenun bukan mesin ATBM. Salah satunya pengrajin tenun dari Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi itu November 2019, workshop pengrajin tenun Kainratu di Troso Jepara tidak saja ramai dengan suara alat tenun. Ada tambahan suara penjelasan instruktur dan tanya jawab bagaimana proses pembuatannya, seperti cara membuat tenun ikat dengan ATBM. Tentu berbeda dengan cara menenun tradisional di Wakatobi, Toraja, Flores, Sikka, Sumba, dan kesempatan itu, 6 pengrajin tenun beserta pendamping dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Disperindag Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara datang ke lokasi pembuatan tenun Kainratu di Sentra Tenun Troso, Kabupaten Jepara. Pengrajin Tenun Wakatobi di Sentra Tenun Troso Jepara Proses Pembuatan Tenun Dimulai pagi itu. Pengenalan proses pembuatan tenun menggunakan ATBM. Selanjutnya, selama 10 hari mereka akan belajar dan praktek menenun teknik dobel ikat. Dengan menggunakan ATBM, mereka dilatih untuk menghasilkan motif tenun yang lebih beragam tanpa meninggalkan corak khas Wakatobi. Membuat kain tenun memang tidak semudah yang dilihat. Tanpa keterampilan khusus, keuletan, dan ketelitian, maka kain yang diolah tidak akan jadi. Mereka yang biasanya membuat kain dengan alat tenun gedogan, kini memulai proses belajar menggunakan ATBM. Tujuannya, untuk meningkatkan inovasi dan kreatifitas pengrajin tenun Wakatobi serta meningkatkan kualitas hasil produksi tenun satu pengrajin yang tertarik dengan cara membuat kain tenun ATBM adalah Asfiati yang merupakan pengrajin dari Pulau Kaledupa, Kabupaten workshop Tenun Kainratu Desa Troso Jepara, ibu rumah tangga itu memberanikan diri untuk mencoba belajar membuat kain tenun. Ia duduk di depan ATBM dan mulai memperagakan cara menenun, dengan dibimbing oleh instruktur tenun Kainratu. “Ingin mempelajari lebih dalam proses pembuatan kain tenun, dari tradisional ke ATBM,” kata kain tenun memang tidak semudah yang dilihat. Perlu faham dan mahir menerapkan langkah langkah menenun yang benar. Tanpa keterampilan khusus, keuletan, dan ketelitian, maka kain yang diolah tidak akan jadi. Lebih jauh di balik itu, perlu proses lebih rumit untuk menghitung benang yang dibutuhkan, menggambar motif, mengikat benang yang benar, mewarnai dan sederet proses penyiapan yang lain. Langkah langkah menenun memang tidak sederhana. Seremoni serah terima peserta magang tenun Tenun Kainratu yang berlokasi di Sentra Tenun Troso Kabupaten Jepara menerima pengrajin tenun yang diutus Disperindag Kab. Wakatobi untuk belajar membuat kain tenun ikat ATBM. Guna mencoba semua proses pembuatan tenun ATBM, masa magang paling cepat memang berlangsung 7 hari. Dalam kurun waktu tersebut, langkah langkah menenun dapat dilalui dengan runtut dan benar. Waktu magang yang lebih lama seperti 10 hari atau 14 hari tentu lebih baik mengingat kesempatan peserta untuk praktik akan lebih banyak pada setiap tahap proses pembuatan kain tenun. Selain itu, alat bahan dan cara membuat kain tenun sudah disiapkan jauh jauh hari agar kegiatan menenun berjalan lancar sesuai rencana. Peserta magang dari Wakatobi mengambil durasi magang 8 hari ditambah 2 hari pemantapan praktek. Bagaimana cara membuat kain tenun dalam 10 hari, dengan teknik ikat pakan & lungsi menggunakan alat ATBM di Troso Jepara? Berikut kami ceritakan tahapan pembuatan kain tenun. Tahapan pembuatan kain tenun Cara Membuat Kain Tenun dalam 10 Hari Hari 1 Menentukan Spesifikasi Kain TenunHari 2 Menghitung Benang TenunHari 3 Ngeteng dan Membuat MotifHari 4 Mengikat BenangHari 5 Mewarnai BenangHari 6 Menjemur dan Melepas Ikatan BenangHari 7 Proses Benang PakanHari 8 Proses Benang LungsiHari 9 Memasang Benang pada Alat TenunHari 10 Menenun Hari 1 Menentukan Ukuran dan Motif Tenun Hari 1 Membuat rencana ukuran dan motif kain tenun Kembali ke Daftar Hari Di hari pertama, peserta magang akan dikenalkan proses pembuatan kain secara sekilas. Mereka mengamati setiap proses dan menanyakan hal yang menarik untuk dipelajari lebih dalam. Dijelaskan pula alat bahan dan cara membuat kain tenun ikat yang nanti akan dipelajari dan dipraktekkan secara langsung. Setelah berbincang santai, akhirnya disepakati praktek membuat tenun pada program itu adalah Kain tenun dobel ikat bentuk syal dengan rumbaiUkuran 200 x 60 cmMotif tulisan “WAKATOBI” dengan ragam hias khas wakatobiWarna biru putih Dalam membuat kain tenun, membuat perencanaan sangat penting. Ukurannya berapa, motifnya mau dibuat seperti apa, termasuk warna yang akan digunakan apa saja,” kata Khoiri, instruktur program “Belajar Membuat Kain Tenun dalam 10 Hari” yang digagas Tenun Kainratu. Peserta pun merekam, memotret, dan mencatat teks prosedur cara membuat kain tenun yang akan mereka pelajari. Hari 2 Teknik Menghitung Benang Tenun Hari 2 Menghitung jumlah helain benang Pada hari ke dua, peserta mulai dijelaskan secara praktis cara menghitung benang yang diperlukan untuk membuat kain tenun dengan ukuran tertentu. Langkah langkah menenun memang perlu dilalui dengan tekun pada setiap tahapan. Misalnya, berapa helaian benang yang diperlukan bila pengrajin ingin membuat kain tenun selebar 60 cm dengan kepadatan sisir 80? Ketrampilan menghitung secara praktis seperti ini diperlukan, agar pengrajin mampu menerima custom order dengan ukuran kain sesuai kebutuhan pelanggan. Ada variasi ukuran kain tenun yang lebih banyak untuk berbagai kebutuhan seperti baju bawahan wanita, syal, dan ikat kepala yang mempunyai lebar kain berbeda. Selepas rehat makan siang, peserta diajari cara mengikat benang dengan tali rafia. Teknik praktis agar ikatan pada benang kuat sehingga pewarna tidak merembes masuk dalam motif. Bagaima juga posisi jari agar proses mengikat berjalan lebih cepat dengan hasil ikatan tetap kuat. Sampai sore, peserta akan praktik mengikat pada ikatan pendek dan ikatan panjang. Praktik mengikat yang berjalan mengasyikkan dengan selingan senda gurau membuat waktu terasa cepat berjalan. Satu dua peserta bahkan tertarik melanjutkan latihan mengikat di penginapan pada malam harinya. Hari 3 Ngeteng dan Membuat Motif Tenun Hari 3 Membuat motif tenun pada benang di plankan/ pigura Kembali ke Daftar Hari Di hari ketiga, peserta dikenalkan cara menggulung benang dengan alat bum. Pengenalan pada alat keteng juga dilakukan yakni memasukkan benang pada bentangan kayu kotak mirip figura. Sekadar mengenalkan dengan melihat, sementara praktik dilakukan pada hari lain yang akan datang. Melihat proses dan tanya jawab penting dilakukan guna memberi pemahaman awal dan runtut saat peserta diajarkan cara menggambar motif pada bentangan benang di figura yang disebut plangkan. Oh iya, istilah alat dan proses mungkin berbeda di setiap daerah sehingga perlu ditunjukkan alatnya secara langsung untuk menyamakan persepsi peserta dan instruktur. Misalnya, yang disebut ngeteng itu proses seperti ini, yang disebut gun itu alat yang ini, dan seterusnya. Praktik pada hari itu meliputi pemantapan pemahaman pengelompokan benang untuk persiapan proses ngeteng. Menyiapkan benang lungsi yang dimulai dari menghitung dan mengelompokkan benang, memindahkan benang ke dalam sepulan dengan alat jontro, mengelompokkan dan mmindahkan benang lagi dari sepulan ke bentangan alat figura atau plankan, yang diakhiri menggambar motif corak ke dalam bentangan benang di plankan. Suasana belajar membuat motif tenun Menggambar Motif pada Benang Pakan dan Lungsi Menggambar motif pada benang pakan ini perlu dilakukan, karena pengrajin Wakatobi memakai teknik dobel ikat. Corak motif tenun ada pada keduanya, benang pakan dan benang lungsi. Di kesempatan lain, saat mengajar teknik tenun ikat lungsi seperti proses pembuatan kain tenun ikat di Flores, Sikka, dan Sumba Nusa Tenggara Timur NTT, maka proses menggambar pada benang pakan dapat dilewati. Sementara saat belajar dengan teknik ikat pakan seperti pengrajin di Toraja atau Donggala Sulawesi Tengah, menggambar motif di benang pakan dilakukan namun tidak pada benang lungsi. Kedua teknik diatas dipakai semua di Sentra Tenun Troso Kabupaten Jepara, namun tidak dipakai bersamaan dalam satu kain. Nah, teknik dobel ikat seperti yang dilakukan di Tenganan Bali jarang dipakai. Bahkan Kompas pernah memuat tulisan, teknik dobel ikat atau tenun ikat ganda di dunia hanya ada di tiga tempat, India, Jepang, dan Bali. Baca di Kompas Tenun Ikat Ganda Hanya Ada Tiga di Dunia Tenyata, tenun tradisional di Kaledupa, Wakatobi pun menggunakan teknik dobel ikat. Meskipun, motif yang dihasilkan di Wakatobi jauh lebih sederhana daripada kerumitan motif kain gringsing yang dihasilkan pengrajin Tenganan Bali. Sementara di Sentra Tenun Troso Jepara, teknik dobel ikat baru mulai dikembangkan dan belum banyak yang menerapkan. Teknik dobel ikat menjadi salahsatu inovasi dan pengembangan terbaru di Troso selain teknik pewarnaan alam untuk kain tenun ikat. Di hari ketiga, semua proses pembuatan kain tenun di atas masih diperagakan oleh instruktur sementara peserta magang mengamati dan menanyakan proses yang belum difahami. Hari 4 Cara Mengikat Benang Tenun Hari 4 Teknik mengikat benang tenun yang benar Kembali ke Daftar Hari Selanjutnya hari keempat, giliran peserta yang mempraktikkan ngeteng, yang dilanjutkan dengan menggambar motif pada figura plankan. Kegiatan ini merupakan review ketrampilan hari sebelumnya. Praktik membuat motif sekaligus juga mereview cara menghitung benang, pengelompokan benang, dan praktik mengikat benang secara cepat dan kuat. Peserta juga diajari cara membuat skala motif tenun yang benar. Bagaimana caranya agar gambar pada benang tenun menghasilkan corak pada kain tenun seperti yang direncanakan. Teknik skala gambar diperlukan karena lebar benang pada plankan tidak sama dengan lebar kain setelah ditenun. Tentu saja ukuran gambar pada benang jadi berbeda dengan ukuran gambar saat jadi kain nanti. Maka perlu perhitungan berapa besar gambar di benang agar motif pada kain tenun sesuai rencana. Untuk menghasilkan motif kotak sebesar 2 cm pada kain tenun nanti, berapa lebar motif kotak yang digambar pada bentangan benang di figura plangkan? Seperti itu kira kira, ketrampilan yang dipelajari peserta dalam sesi menggambar motif kain tenun. Skill ini penting karena menjadi kunci kemampuan membuat kreasi motif baru. Kemampuan ini juga berguna untuk memindah motif yang di kertas digambar ulang pada bentangan plankan, agar saat jadi kain tenun nanti besar motif bisa sesuai kembali dengan ukuran yang diinginkan. Pada hari ke empat, peserta kembli melakukan kegiatan mengikat benang yang benar. Kali ini, dilakukan pada benang yang dipakai untuk praktik. Sesi ini merupakan pemantapan atau pembiasaan ketrampilan mengikat benang agar gerakan jari lebih cepat dan hasil ikatan lebih kuat. Hari 5 Teknik Pewarnaan pada Kain Tenun Hari 7 Teknik pewarnaan benang tenun Kembali ke Daftar Hari Memasuki hari ke lima, pengrajin mulai menerapkan teknik pewarnaan pada kain tenun saat masih berupa benang. Mereka belajar teori dan praktek mencampur pewarna kimia untuk menghasilkan warna yang diinginkan. Dijelaskan pula macam macam jenis pewarna yang digunakan di Sentra Tenun Troso, beserta keunggulan dan kelemahannya. Peserta juga diajak mengunjungi toko pewarna kimia untuk membeli bahan pewarna sekaligus membeli berbagai peralatan tenun yang diinginkan peserta untuk diterapkan di rumah. Misalnya, membeli teropong atau sekoci yang membawa benang pakan pada alat tenun. Ada juga peserta yang membeli paletan, sepulan, dan tali rafia yang kualitasnya terbukti bagus untuk mengikat benang tenun. Salah satu permasalahan kerajinan tenun di luar jawa memang ada pada ketersediaan bahan baku untuk membuat tenun. Bahan baku jarang tersedia, toko yang jual bahan baku sangat minim, dan harga bahan baku jauh lebih tinggi daripada harga di Sentra Tenun Jepara. Bila ditambah proses pembuatan kain tenunnya yang sangat lama, tak heran harga kain tenun di berbagai daerah luar Jawa biasanya jauh lebih tinggi dibanding harga kain tenunan pengrajin Troso Jepara. Kesenjangan harga itulah yang berusaha dipangkas dengan meningkatkan kecepatan proses menenun dengan magang menenun di Sentra Tenun Jepara. Setelah membeli pewarna, peserta magang langsung melihat dan praktik mewarnai benang tenun yang dilakukan dengan beberapa tahap sampai akhirnya selesai dan dijemur di bawah terik matahari. Selama penjemuran, benang tenun juga perlu diberi treatment agar benang kembali lurus dan lembut saat kering nantinya. Treatment tersebut dikenal dengan sebutan ngetek. Sekadar info, pewarna alam hanya dijelaskan secara singkat sebagai pengetahuan. Namun, tidak dilakukan praktek pewarna alam karena perlu waktu yang lebih lama dan program yang berbeda untuk melakukannya. Hari 6 Teknik Menjemur dan Melepas Ikatan Hari 6 Melepas ikatan pada benang tenun Kembali ke Daftar Hari Hari ke enam, peserta mempelajari kembali macam macam benang tenun, cara menghitung sisir tenun, dan sharing permasalahan teknis menenun yang pernah ditemui. Termasuk cara membuat alat tenun tradisional lebih efisien untuk menenun. Kegiatan tersebut dilakukan di sela sela proses penjemuran yang perlu diketek dan dibalik agar kering menyeluruh. Aktivitas juga ditambah proses melepas ikatan pada benang tenun yang telah ditandai dengan warna tali rafia berbeda. Proses melepas tali rafia ini disebut mbatil atau mbatili. Ketrampilan mbatil perlu dilatih agar berjalan cepat tanpa ada benang yang terputus. Alat yang digunakan untuk melepas ikatan adalah pisau, cutter, atau solder listrik dengan ujung yang telah dimodifikasi. Hari 7 Proses Membuat Benang Pakan Hari 7 Mengurai benang pakan menjadi kelompok benang lungsi Kembali ke Daftar Hari Pada hari ketujuh, peserta mulai praktek mbungkar atau memproses benang pakan yang telah kering kedalam beberapa kelompok benang pakan. Kelompok benang pakan ini selanjutnya digulung pada paletan melalui alat bernama jontro. Proses yang dinamakan malet ini juga diajarkan kepada peserta magang. Benang pakan yang telah tergulung pada paletan inilah yang kemudian dimasukkan kedalam teropong atau sekoci. Hari itu, kegiatan juga diselingi dengan diskusi bagimana agar alat tenun gedongan tradisional bisa mengadopsi beberapa langkah dari alat tenun ATBM. Tujuannya untuk mempercepat proses pembuatan kain tenun ikat. Sementara alat ATBM yang bantuan pemerintah juga dipakai bergantian dalam satu kelompok pengrajin. Lebih tepatnya, alat ATBM tersebut berfungsi untuk berlatih semua anggota dalam satu kelompok. Karenanya, untuk produksi, kadang kembali memakai alat tenun tradisional gedogan. Diskusi juga berlanjut dengan bagaimana cara membuat alat tenun ATBM di Troso Jepara. Berapa harga tiap alat tenun dan bagaimana proses pengiriman bila membeli alat tenun di Troso Jepara. Hari 8 Proses Benang Lungsi Hari 8 Ngebum untuk memproses benang lungsi Kembali ke Daftar Hari Saat hari kedelapan, peserta magang praktek menggabungkan berbagai warna benang lungsi sesuai letak motif dan warna yang diinginkan pada kain tenun. Begitu selesai, dilanjutkan proses memasukkan benang lungsi ke alat bum. Peserta magang tenun pun mengurai satu per satu benang lungsi, benang dimasukkan melewati sisir, dan diikatkan pada bum. Keseluruhan proses ini biasa disebut dengan proses ngebum. Benang lungsi yang telah siap pada alat bum, selanjutnya dipasang ke alat tenun. Memasukkan satu persatu benang melewati mata gun dan sisir melalui proses nyucuk yang membutuhkan kerjasama 2 orang. Bila dibandingkan dengan dengan alat tenun gedogan, istilah proses ini mungkin bisa disetarakan dengan proses menghani. Sama sama menyiapkan benang untuk dibuat benang lungsi pada kain tenun. Hari 9 Memasang Benang pada Alat Tenun Hari 9 Proses memasukkan benang lungsi ke dalam mata gun dan sisir Kembali ke Daftar Hari Memasuki hari kesembilan, melanjutkan proses hari sebelumnya sampai benang pakan telah siap pada paletan. Demikian pula benang lungsi sudah terpasang pada alat tenun. Instruktur akan mencoba menenun dan melakukan beberapa pengaturan atau setting alat tenun. Sementara peserta mengamati sambil mendengarkan penjelasan cara mengatasi berbagai masalah yang mungkin timbul saat melakukan setting alat tenun. Misalnya ada benang yang hitungannya lebih, mengencangkan atau mengendurkan benang lungsi, dan sebagainya. Selesai setting alat tenun, peserta magang bergantian mencoba memainkan tangan dan kaki pada alat tenun. Mengayun tangan dan menginjakkan kaki bergantian, tentu tidak mudah bagi yang belum pernah melakukannya sama sekali. Terkadang, mengayun tangan dan menginjakkan kaki dilakukan bersamaan waktunya. Jadinya gagal kan. Karenanya, peserta perlu waktu untuk berlatih dan menyesuaikan irama ayunan tangan dan hentakan kaki sampai bisa bergerak cepat. Hari 10 Menenun Hari 10 Menenun dengan Alat Tenun ATBM Kembali ke Daftar Hari Sedangkan hari terakhir magang, akan diisi dengan melanjutkan praktek menenun. Langkah langkah menenun dilakukan dengan benar pada tahap ini. Bagi peserta yang sedang tidak mendapat giliran memagang alat tenun, kegiatan diisi dengan proses lain seperti mengikat benang, mewarnai benang, mbatil atau malet. Menenun dengan alat tenun ATBM memerlukan gerakan tangan dan kaki yang bergantian seirama. Demikian pula antara kaki kanan dan kaki kiri mesti mengikuti ritme gerakan tangan. Menenun juga memerluka ketrampilan tambahan seperti cara memasukkan benang pakan ke dalam teropong atau sekoci, cara menyambung benang bila benang pakan putus atau habis, sampai cara mengambil kain tenun yang sudah jadi dari gulungan pada alat tenun. Semua diajarkan dengan jelas dan langsung diterapkan dengan praktek. Hari kesepuluh memang menjadi waktu pemantapan sekaligus pengulangan bila ada proses yang belum dikuasai oleh peserta magang. Hari itu juga diisi tanya jawab dan rencana tindak lanjut konsultasi melalui telfon atau video call bila mendapati kesulitan menerapkan langkah langkah menenun ATBM di daerah asal. Minat Belajar Tenun di Troso Jepara Kain tenun hasil belajar proses membuat tenun Ketertarikan para pengrajin tenun luar daerah terhadap proses tenun ATBM di Desa Troso tentunya disambut baik oleh pengrajin Tenun kainratu beserta Pemerintah Kabupaten pemkab Jepara. Selain pengrajin tenun, Pemkab Wakatobi juga mengirim pengrajin ukir ke Jepara untuk magang. Melalui Dinas Industri dan Perdagangan, Pemkab Jepara juga mengirim perwakilan untuk hadir menyambut dan memberi informasi seputar sentra kerajina Jepara kepada rombongan pengrajin Wakatobi di Sentra Tenun Troso melalui proses belajar tenun dengan pengrajin dari luar daerah seperti ini, produk unggulan dari kedua Kabupaten dapat dikenal oleh masyarakat luas dan diharapkan pula mampu meningkatkan kualitas produk kerajinan tenun Indonesia. Keberadaan kegiatan magang tenun memang menjadi kebutuhan pengrajin tenun berbagai daerah mengingat rumitnya proses pembuatan kain tenun ikat ATBM. Alat bahan dan cara membuat tenun mesti dipelajari dan dipraktekkan secara langsung untuk mempercepat penguasaan keterampilan. Sementara tulisan atau video teknis membuat tenun sangat minim di internet. Bahkan sama sekali belum ada yang membuat panduan. Ada satu harapan tersedia teks prosedur cara membuat kain tenun yang lengkap dan sistematis. Bisa dimaklumi, karena memang relatif sulit menjelaskannya secara singkat. Bila ada, tulisan di Google atau video Youtube biasanya hanya sekilas saja tanpa petunjuk praktis bagaimana langkah langkah menenun yang dapat diterapkan menjadi do it yourself. Minat masyarakat untuk belajar menenun ATBM di Troso Jepara memang mulai tumbuh. Selain Wakatobi, daerah lain yang pernah menunjukkan minat belajar tenun Troso Jepara adalah Flores, Tidore, Donggala, dan Timor Leste yang termasuk luar negeri. Mereka berasal dari instansi pemerintah kabupaten, CSR perusahaan, atau organisasi sosial. Program Magang “Cara Membuat Kain Tenun ATBM dalam 10 Hari” Ingin Belajar Cara Membuat Kain Tenun ATBM? Sekadar informasi, bila institusi, kelompok usaha, atau CSR perusahaan Anda tertarik mengirim peserta magang belajar tenun di Tenun Kainratu yang berlokasi di Sentra Tenun Troso Kabupaten Jepara, silakan hubungi kami melalui Kontak Pengrajin Tenun Jepara Pengrajin tenun yang tergabung dalam PT. Kain Ratu Utama yang dilengkapi legalitas usaha akan berbagi informasi perkiraan biaya pelatihan beserta alat bahan dan cara membuat tenun yang diinginkan. Selain biaya untuk magang, biaya akomodasi makan, transportas, penginapan dan semua hal yang membantu pelaksanaan program magang menenun ATBM juga dapat di buat estimasi sejak awal. Kegiatan magang belajar tenun ikat PT. Kain Ratu Utama merupakan bentuk aktivitas sosial yang bertujuan untuk mengembangkan kerajinan tenun Indonesia beserta peningkatan kesejahteraan pengrajin dan kualitas produk yang dihasilkan. Kegiatan ini bukan semata mata untuk mencari laba dan bukan pula kegiatan rekreasi atau wisata. Sementara untuk tujuan wisata atraksi atau experience tourism di Sentra Tenun Jepara, PT. Kain Ratu Utama menyediakan program lain dengan durasi dan biaya yang berbeda. Hubungi kami untuk mendiskusikan kebutuhan belajar tenun Anda.
Pakaianyang menggunakan jenis kain dengan harga termahal itu diklaim nyaman serta tahan lama. 1. Sutra mulberry. Kain sutra diperoleh dari ulat sutra dan telah lama dikenal sebagai kain yang cukup mahal dan berkualitas. Pakaian yang terbuat dari sutra juga sangat nyaman dikenakan.
Jakarta - Ragam hias pada bahan tekstil memiliki peran yang penting dalam memperindah dan memberikan nilai estetik pada kain. Fungsi ragam hias pada bahan tekstil dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu fungsi sakral dan fungsi sekuler. Fungsi sakral ragam hias mencakup fungsi magis dan simbolis. Di sisi lain, fungsi sekuler atau bersifat profan dari ragam hias yang mencakup elemen estetik dan artistik. Paling populer dari fungsi ragam hias pada bahan tekstil adalah memperindah bahan tekstil dan menciptakan daya tarik visual. Dalam konteks ini, motif-motif yang indah dan simetris dapat menciptakan kesan harmoni dan keindahan pada kain atau bahan tekstil lainnya. Adanya desain-desain yang rumit dan kreatif akan mencerminkan keterampilan dan keahlian pengrajin. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil juga melibatkan berbagai teknik seperti sulam, membatik, tenun ikat, bordir, dan songket. Setiap teknik memiliki prosedur yang berbeda dan menghasilkan desain yang unik. Teknik sulam menggunakan jarum dan benang untuk membuat gambar atau motif pada kain, sementara teknik membatik melibatkan penggunaan lilin sebagai penutup sebelum pewarnaan kain. Teknik tenun ikat melibatkan pengikatan benang sebelum dilakukan tenun, dan lainnya. Berikut ulas lebih mendalam fungsi ragam hias pada bahan tekstil yang dimaksudkan, Selasa 6/6/2023.Agar momen pernikahan kamu lebih menarik, pastikan seragam keluarga kamu cantik seperti kebaya para keluarga artis ini. Cari inspirasinya di video berikut yaSakral dan SekulerSempat ditentang manager, Raline Shah membocorkan kisah dibalik penampilan berkebayanya di red carpet Cannes Film Festival 2023. [Foto IG/ralineshah].Fungsi ragam hias pada bahan tekstil sangat penting diketahui dan beragam. Menurut jurnal penelitian berjudul "Bentuk dan Fungsi Ragam Hias pada Pendapa Sasana Sewaka di Keraton Kasunanan Surakarta 2007" oleh Joko Budiwiyanto, ragam hias dapat diartikan sebagai sesuatu yang dirancang untuk menambah keindahan pada suatu benda atau sebagai elemen tambahan pada bentuk struktural. Ragam hias sering dipasang pada bahan tekstil seperti kain-kain atau busana. Selain itu, dipasang juga pada bangunan, furniture, senjata, instrumen, dan sebagainya. Fungsi ragam hias pada bahan tekstil dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok utama, yaitu ragam hias yang memiliki fungsi sakral dan ragam hias yang berfungsi sekuler atau estetis. Dalam Ensiklopedia Indonesia, istilah "hias" secara bahasa diartikan sebagai ragam macam, corak, atau bentuk. Ragam hias sama dengan ornamen, berupa keinginan manusia untuk menghias sekitarnya atau suatu objek agar terlihat lebih indah. Dalam konteks bahan tekstil, ragam hias mencakup berbagai motif dan pola yang digunakan untuk menghias kain melalui teknik penerapan yang berbeda. 1. Fungsi Sakral Fungsi ragam hias pada tekstil adalah sakral, yang terdiri dari fungsi magis dan fungsi simbolis. Dalam konteks magis, fungsi ragam hias untuk memberikan perlindungan atau mempengaruhi kekuatan spiritual. Misalnya, motif tertentu pada kain ritual digunakan untuk mengusir roh jahat atau memberikan keberuntungan. Sementara itu, dalam konteks simbolis, fungsi ragam hias jadi simbol atau representasi dari makna yang lebih dalam, seperti identitas suatu kelompok atau kelas sosial tertentu. 2. Fungsi Sekuler Fungsi ragam hias pada tekstil adalah sekuler atau bersifat profan yang mencakup elemen estetik dan artistik. Kedua elemen ini membuat fungsi ragam hias berperan memperindah bahan tekstil dan menciptakan daya tarik visual. Dalam konteks ini, motif-motif yang indah dan simetris dapat menciptakan kesan harmoni dan keindahan pada kain atau bahan tekstil lainnya. Selain itu, ragam hias juga berfungsi sebagai bentuk ekspresi seni, dengan desain-desain yang rumit dan kreatif yang mencerminkan keterampilan dan keahlian pengrajin. Menurut jurnal penelitian berjudul "Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil Siswa Kelas VII SMP Harapan Bhakti Makassar" oleh Rahmat Tongeng, teknik penerapan ragam hias pada bahan tekstil memiliki prosedur yang berbeda. Mulai dari teknik sulam, batik, tenun ikat, bordir, dan songket adalah contoh teknik penerapan ragam hias yang berbeda satu sama lain. Setiap teknik ini memiliki cara dan alat yang khas untuk menghasilkan ragam hias yang berbeda, sehingga menciptakan variasi yang menarik dan kaya dalam desain bahan tekstil. 1. Teknik SulamPerajin batik sedang membatik dengan teknik tulis pada Minggu 21/2/2021 di Kawasan Sentra Batik Laweyan Solo. TysaraMembuat ragam hias dengan teknik sulam melibatkan penggunaan jarum dan benang untuk membuat gambar atau motif pada kain. Proses ini melibatkan tusukan-tusukan jarum yang diarahkan secara manual untuk membentuk ragam hias yang diinginkan. Teknik sulam dapat menciptakan efek yang detail dan rumit, dengan berbagai variasi seperti sulam benang, sulam pita, atau sulam manik-manik. Hal ini memungkinkan para pengrajin untuk menghasilkan ragam hias yang beragam dengan kekayaan detail dan tekstur yang menarik. 2. Membatik Membuat ragam hias dengan teknik membatik melibatkan penggunaan lilin sebagai bahan penutup sebelum pewarnaan kain. Dalam proses ini, desain ragam hias diaplikasikan dengan menutupi bagian-bagian tertentu pada kain dengan lilin cair. Setelah itu, kain dicelup ke dalam larutan pewarna sehingga warna hanya menempel pada bagian yang tidak terlindungi lilin. Dengan mengulangi proses ini, berbagai lapisan warna dan motif dapat dihasilkan. Teknik membatik memungkinkan pembuatan ragam hias yang bervariasi, mulai dari motif geometris hingga motif flora dan fauna yang rumit. 3. Tenun Ikat Membuat ragam hias dengan teknik tenun ikat melibatkan pengikatan benang sebelum dilakukan tenun. Dalam teknik ini, benang yang akan menjadi ragam hias diikat dengan simpul tertentu untuk menciptakan pola atau motif yang diinginkan. Setelah proses pengikatan selesai, kain ditenun dengan menggunakan alat tenun. Ketika benang ditenun, pola yang diikat akan muncul pada kain sebagai ragam hias. Teknik tenun ikat memungkinkan pembuatan ragam hias yang kuat dan tahan lama dengan detail yang khas. 4. Membordir Membuat ragam hias dengan teknik bordir melibatkan penggunaan benang dan jarum untuk menghias kain dengan motif atau gambar. Dalam teknik ini, benang dijalin secara rumit di atas atau di dalam kain, mengikuti pola atau gambar yang telah ditentukan sebelumnya. Jarum digunakan untuk mengulir benang dan menghasilkan detail yang halus. Teknik bordir memungkinkan pembuatan ragam hias yang rumit dan bervariasi, dengan penggunaan berbagai jenis jahitan dan kombinasi warna yang kreatif. 5. Songket Membuat ragam hias dengan teknik songket melibatkan penggunaan benang emas atau perak sebagai hiasan pada kain. Dalam teknik ini, benang logam berharga dijalin dengan hati-hati pada kain dasar, membentuk pola atau motif yang khas. Proses pembuatan songket membutuhkan keahlian dan ketelatenan yang tinggi, karena benang logam harus ditenun secara rapi dan presisi. Teknik songket menghasilkan ragam hias yang berkilau dan mewah, memberikan sentuhan istimewa pada kain dan mencerminkan kemewahan dan keindahan budaya tradisional. * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
CaraMembuat Songket. Songket adalah suatu buah karya yang memiliki citarasa seni yang tinggi. Dalam proses pengerjaannya, songket harus dilakukan dengan cermat. Sisir tenun dimasukkan benang lungsi sutera dan handle utama pada jalinan kain akan diisi benang emas dan sutera dengan pola yang simetris. Songket Palembang ini dibentuk oleh bahan
Cara Membuat Kain Tenun Mudah Dengan Alat dan Bahan TepatPendahuluanBahan-bahan Yang DibutuhkanTeknik Dasar Membuat Kain TenunLangkah Pertama Menyiapkan Alat TenunLangkah Kedua Mengikat Ujung Benang AwalLangkah Ketiga Membuat Gulungan BenangLangkah Keempat Mulai MenenunKelebihan Memilih Teknik InterlockingKesimpulanTabel PerbandinganOpiniCara Membuat Kain Tenun Mudah Dengan Alat dan Bahan TepatShare thisRelated posts Cara membuat kain tenun tidaklah sulit! Dengan alat dan bahan yang tepat, kamu bisa melakukannya di rumah sendiri. Jangan biarkan kesulitan membuatmu mundur, karena skill merajut bisa membuatmu mendapatkan banyak keuntungan. Bagi para penggemar kain tradisional, membuat kain tenun pastinya adalah kegiatan yang sangat menyenangkan. Selain bisa memperoleh kain sendiri, kamu juga bisa memadukan warna dan motif sesuai dengan seleramu. Yuk, ikuti tutorial mudah cara membuat kain tenun untuk pemula! Tidak perlu khawatir soal alat dan bahan, kamu bisa membelinya dengan mudah dan terjangkau. Mesin tenun bisa kamu beli di toko-toko peralatan jahit, sedangkan benang bisa kamu pilih sesuai dengan jenis kain yang ingin dibuat. Segera siapkan alat dan bahan yang diperlukan, dan mulailah membuat kain tenunmu sendiri! Ayo, mari berkreasi dan hasilkan kain tenun yang indah dengan tanganmu sendiri. Dengan tutorial mudah ini, kamu bisa menghasilkan kain tenun sendiri dalam waktu singkat. Pastikan kamu membaca artikel ini sampai tuntas agar kamu memahami teknik dasar dan bisa membuat kain tenun secara sempurna. Selamat mencoba, semoga berhasil! “Alat Bahan Dan Cara Membuat Kain Tenun” ~ bbaz Pendahuluan Kain tenun Indonesia memiliki nilai seni yang tinggi. Tak hanya itu, kain tenun juga menjadi perwakilan dari identitas daerah. Meskipun pada awalnya sulit, dengan alat dan bahan yang tepat, kita bisa membuat kain tenun dengan mudah. Bahan-bahan Yang Dibutuhkan Bahan yang dibutuhkan untuk membuat kain tenun adalah benang katun, kayu untuk alat tenun gede or kedelan, jarum tenun, dan tempat duduk tenun. Pastikan bahan yang digunakan berkualitas agar kain yang dihasilkan nantinya juga bagus. Teknik Dasar Membuat Kain Tenun Ada beberapa teknik dasar dalam membuat kain tenun, yaitu interlocking, plain, weft ikat, warp ikat, dan songket. Setiap teknik memiliki cara kerja yang berbeda-beda. Namun, teknik interlocking atau tabby merupakan teknik dasar yang paling mudah dipelajari. Langkah Pertama Menyiapkan Alat Tenun Pertama, persiapkan alat tenun yang sudah disebutkan sebelumnya. Kemudian, pasang benang sesuai dengan kendala gede or kedelan. Pastikan benang sudah terpasang dengan rapi sehingga tidak ada benang yang putus. Langkah Kedua Mengikat Ujung Benang Awal Setelah alat tenun disiapkan, mengikat ujung benang awal pada kayu gede or kedelan. Caranya, kencangkan benang dalam tengah kepala kayu, lalu ikat pada pangkal kayu. Langkah Ketiga Membuat Gulungan Benang Buat gulungan benang dari alas kaki hingga ke paha. Pastikan ada jarak 50 sentimeter dari kayu gede or kedelan untuk membuat kain bermutu. Langkah Keempat Mulai Menenun Saat mulai menenun, pastikan benang yang digunakan selalu tegang dan rapi. Pertama-tama, letakan benang di atas tumpukan lainnya pada kayu gesper dan pegang pada posisi plat sementara dengan tangan kiri. Kelebihan Memilih Teknik Interlocking Teknik interlocking memiliki banyak kelebihan, seperti tidak membutuhkan pola khusus sehingga mudah dipelajari. Kain yang dihasilkan juga lebih kuat dan tahan lebih lama. Kesimpulan Membuat kain tenun memang terlihat rumit, namun dengan langkah-langkah yang tepat dan bahan yang berkualitas, kita bisa membuat kain tenun dengan mudah. Teknik dasar interlocking adalah teknik yang paling mudah dipelajari oleh pemula. Selain memiliki nilai seni yang tinggi, kain tenun Indonesia juga menjadi identitas budaya daerah masing-masing. Tabel Perbandingan Kekuatan Kain Tahan Lama Kesulitan Teknik Interlocking Tinggi Tinggi rendah Teknik Plain Rendah Rendah tinggi Teknik Weft Ikat Tinggi Rendah sangat tinggi Teknik Warp Ikat Tinggi Tinggi sangat tinggi Opini Berdasarkan tabel perbandingan, teknik interlocking adalah teknik terbaik untuk dipilih. Meskipun teknik plain lebih sulit untuk dikerjakan, kain yang dihasilkan kurang kuat dan tahan lama. Sedangkan teknik weft ikat dan warp ikat membutuhkan kesulitan yang sangat tinggi untuk dikerjakan. Oleh karena itu, bagi pemula, teknik interlocking adalah pilihan yang tepat dan mudah dipelajari. Cara Membuat Kain Tenun Mudah Dengan Alat dan Bahan Tepat Terima kasih telah membaca artikel tentang cara membuat kain tenun mudah dengan alat dan bahan tepat. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi untuk Anda yang ingin mencoba membuat kain tenun sendiri. Kain tenun memang memiliki nilai seni dan budaya yang tinggi. Dengan membuat kain tenun secara mandiri, kita dapat mempelajari cara melestarikan dan menghargai tradisi dalam kain tenun. Tak hanya itu, membuat kain tenun juga dapat menjadi bisnis yang menguntungkan jika dilakukan secara serius dan konsisten. Semoga berhasil dalam mencoba membuat kain tenun sendiri. Jangan lupa untuk berbagi pengalaman dan karya Anda melalui media sosial atau forum kain tenun agar semakin banyak orang yang tertarik dan mengenal seni budaya kain tenun Indonesia. Orang-orang sering bertanya tentang Cara Membuat Kain Tenun Mudah Dengan Alat dan Bahan Tepat. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan Apa bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat kain tenun? Jawaban Beberapa bahan yang dibutuhkan antara lain benang, alat tenun pakan tenun, pedang tenun, dan poros tenun, dan bahan dasar seperti kapas atau sutera. Bagaimana cara memilih alat tenun yang tepat? Jawaban Pilih alat tenun yang sesuai dengan kebutuhanmu. Jika kamu ingin membuat kain tenun kecil, pilihlah alat tenun portabel. Namun, jika kamu ingin membuat kain tenun besar, pilihlah alat tenun yang lebih besar dan kokoh. Bagaimana cara menenun benang agar rapi? Jawaban Pertama-tama, pastikan benang yang digunakan telah diikat erat pada poros tenun. Selanjutnya, pastikan benang terjaga ketegangan dan diatur dengan merapikan benang secara teratur menggunakan jari-jari tanganmu. Posisikan juga pedang tenun dengan benar agar benang tetap rapi saat ditenun. Apakah ada teknik khusus untuk membuat pola pada kain tenun? Jawaban Ya, ada teknik khusus untuk membuat pola pada kain tenun. Salah satunya adalah teknik ikat celup’, yaitu mengikat bagian-bagian tertentu dari benang sebelum dicelupkan ke dalam pewarna. Teknik ini akan menghasilkan pola unik pada kain tenun. Bagaimana cara merawat kain tenun agar tetap awet? Jawaban Untuk merawat kain tenun agar tetap awet, hindari mencuci dengan mesin cuci dan jangan direndam terlalu lama dalam air. Cuci secara manual dengan air dingin dan sabun lembut. Jangan juga menjemur langsung di bawah sinar matahari, cukup letakkan di tempat yang teduh dan terlindungi dari debu.
TenunSutra Baron Ditenun dengan alat tenun bukan mesin dan dengan 100 % sutra alam, menjadikan Tenun Jepara yang satu ini menjadi icon kain yang paling mewah di jepara. Kain Tenun Sutra Baron ini sangatlah halus dan
Home » Bahan Dasar Pembuatan Kain Tenun Kain tenun pada umumnya dikenal sebagai teknik menganyam benang menjadi lembaran kain. Tekstur permukaan kain tenun sangatlah beragam. Hal tersebut dikarenakan oleh bahan dasar benang yang dipakai. Bahan dasar pembuatan kain tenun diantaranya seperti serat benang, pengawet benang, pewarna benang dan lainnya. Serat benang menjadi bahan utama untuk menciptakan kain tenun. Agar menarik, kebanyakan kain tenun diberi motif dan corak pada kainnya. Penggunaan motif tersebut disesuaikan oleh khas daerah mashing-masing. Misalnya pada kain tenun flores, ada yang coraknya tumbuh-tumbuhan dan sebagainya. Bahan-bahan yang digunakan untuk menenun tersebut pada awalnya berupa bahan mentah. Diproses terlebih dahulu, misalnya pada serat alam yang dipintal menjadi untaian benang yang digulung. Kemudian benang dikuatkan lagi dengan larutan tertentu. Berikut ini beberapa bahan dasar pembuatan kain tenun yang dapat anda ketahui. Kapas Kapas merupakan bahan alam yang memiliki tekstur halus, dimana menjadi salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan manusia untuk membuat kain. Kapas selain diolah menjadi kebutuhan kapas medis/kecantikan, juga dapat diolah menjadi lembaran kain. Kain yang dibuat dari kapas dinamakan katun. Sebelum dianyam menjadi kain, kapas harus melewati proses pemintalan. Berikut proses sederhana pemintalan benang kapas. Kapas yang telah dipetik petani harus di pisahkan dahulu dari bijinya. Kapas yang dikumpulkan perlu dijemur dibawah terik matahari hingga kadar airnya menyusut sekitar 7%. Kapas yang telah mengering bisa mulai di pintal menggunakan alat pemintal. Biasanya masyarakat pedesaan yang dipakai untuk kain tenun, pemintalan benang menggunakan alat khusus memintal benang, yang tentunya berbeda dengan jenis alat tenun. Kapas mulai dipilin sedikit demi sedikit hingga membentuk untaian benang yang panjang. Kemudian, benang yang panjang akan digulung menggunakan mesin pemintal atau roda putar. Kepompong ulat sutera Bahan dasar pembuatan kain tenun selanjutnya serat sutera. Serat sutera berasal dari kepompong ulat sutera yang telah diuraikan. Bahan ini sering dimanfaatkan untuk membuat benang yang kemudian ditenun menjadi lembaran kain. Kualitas serat sutera sangat bagus, memiliki tekstur yang ringan dan sangat lembut. Hal itulah yang membuat kepompong ulat sutera sangat mahal. Berikut proses pembuatan benang dari serat sutera. Kumpulkan kepompong ulat sutera yang telah dimenggumpal. Rendam kempompong tersebut dengan air panas. Tujuannya agar seratnya memuai. Jika sudah, serat kepompong bisa dicuci hingga serat menjadi putih. hal tersebut untuk menghilangkan tekstur lem yang lengket pada serat kepompong. Maka serat bisa mulai di pintal sehelai dengan menggulungnya dengan alat pintal benang sutera. Lilin sarang lebah Selanjutnya ada bahan lain yakni lilin sarang lebah. Lilin sarang lebah berguna untuk merenggangkan benang saat proses penenunan kain. Lilin sarang lebah selain menjadi perenggang benang, juga bisa untuk membuat produksi bahan rumah tangga lainnya. misalnya seperti pembuatan kosmetik, campuran pewarna lukisan, lilin dan sebagainya. Pages 1 2 3
Lepasapron. Pastikan apron dalam keadaan bersih dan letakkan pada tempatnya. Peralatan untuk membungkus alat sebelum di sterilkan ini bisa didapatkan di TokoAlkes Jl. Pasir kaliki no. 239B (depan RSHS), atau bisa menghubungi telp 0851 0117 9366 SMS : 0822 144 623 86, BBM : 7F8B61CD, WA : 0822 144 623 86. Sumber :
Home » Cara Membuat Kain Tenun Yang Harus Kamu Tahu Alat tenun terdiri dari Sekoci Sisir hani Kelos Penamplikan Pemalpalan Undar Pengeredegan Pemaletan Bahan baku untuk menenun Kapas yang dipintal Kempompong ulat sutera yang telah diuraikan helaiannya Lilin sarang lebah Akar serai wangi yang telah di proses menjadi benang Larutan pewarna berupa bahan alami ataupun sintetis Proses cara membuat kain tenun Seperti pembahasan sebelumnya, bahwasannya untuk menghasilkan karya kain tenun diperlukan suatu proses menenun. Proses menenun ini membutuhkan peralatan dan juga bahan-bahan baku. Waktu yang dibutuhkan untuk menenun pun tidak singkat. Berikut ini adalah proses cara membuat kain tenun. Anda perlu menyiapkan semua alat dan bahan secara lengkap. Bahan benang untuk membuat tenunan bervariasi. Bisa menggunakan pintalan kapas, serat sutera atau jenis serat lainnya. Kemudian proses awalan adalah menghani. Proses ini membuat helaian benang menjadi pola benang lungsi. Ukuran pada benang lungsi ini harus disamakan semuanya. Benang lungsi diikat menjadi beberapa ikatan benang. Benang lungsi dipasangkan pada bum benang lungsi. Proses ini menata benang lungsi pada posisi pola yang dibuat. Benang tersebut dimasukkan pada bum benang lungsi dengan memutar engkel agar tali benang bisa terurai. Benang lungsi kemudian dicocokkan pada mata gun yang dibedakan pada warna corak tenunan. Benang lungsi perlu diratakan pada sisir tenun dari tengah ke kanan maupun ke kiri. Benang lungsi kemudian diikatkan pada bum kain. Proses ini, bum kain harus diputar agar semua tali bisa diuraikan. Selanjutnya proses penyetelan pada gun dan diberi penomorannya. Tujuannya untuk memudahkan pengrajin dalam menenun kain. Pengrajin bisa mulai melakukan proses menenun kain sesuai dengan pola. Jika anda pemula, gunakan patokan pada penomoran gun misal 1, 2, 3, 4 dan sebagainya. Untuk menghasilkan satu lembar kain tenunan, biasanya membutuhkan waktu berhari-hari tergantung tingkat kerumitan motif yang dibuat. Jika proses penenunan sudah selesai, anda bisa melepas tenunan dengan mengendorkan benang tenunan. Benang lungsi perlu dipotong dari cucukan gun. Ikatan dari benang lungsi ini bisa dibuka satu persatu. Jika sudah, anda bisa merapikannya lagi ujung kain tenun dengan membuat rumbaian yang diikat simpul. Hasil produksi dari bahan kain tenun Kain tenun yang sudah jadi kebanyakan dimanfaatkan sebagai bahan pembuat segala jenis pakaian. Beberapa diantaranya juga berperan sebagai kain untuk pakaian adat, yang mana di dalamnya terdapat motif yang khas. Hasil pembuatan kain tenun bisa berupa untuk baju, kain bawahan, dan asesoris pelengkap berpakaian seperti ikat kepala selempang maupun selendang. Pages 1 2 3
Pembuatankain tenun Lombok dimulai dari persiapan pembuatan benang dan pembuatan zat pewarna kain. Pertama yaitu pembuatan benang dengan cara tradisional dengan menggunakan pemberat yang diputar dengan jari-jari tangan, pemberat yang berbentuk layaknya gasing ini dibuat dari terakota atau kayu. Adapun bahan dasar membuat benang antara lain
Pengertian dan jenis kain tenun - Negara Indonesia memiliki ribuan pelaku kerajinan kain dan tenun yang tersebar di berbagai pulau, bahkan desa. Karya mereka sangatlah indah. Setiap daerah memiliki jenis motif dan corak tersendiri yang dipengaruhi oleh kondisi alam, kepercayaan serta budaya. Dahulu kain-kain tenun ini menjadi busana tradisional dan dapat dijadikan sebagai alat tukar dalam perdagangan. Saat ini kain-kain tersebut menjadi suatu ciri khas dan kebanggaan suatu jenis kain tenun dengan corak, bahan dasar, warna menyesuaikan dengan budaya dan filosofi hidup suatu suku. Merupakan tugas tersendiri bagi generasi penerus untuk melestarikan dan mengembangkan budaya tersebut. Teknik pembuatan kain tenun di setiap daerah dapat dikembangkan melalui kemajuan teknologi serta pemasarannya dan promosinya pun dapat dilakukan melalui media internet. Di artikel ini kami akan membahas mengenai kain tenun berupa pengertian, jenis, prinsip pembuatan serta sejarah singkatnya. Berikut ulasannya Daftar isi 1 Pengertian Kain Tenun 2 Sejarah Kain Tenun 3 Prinsip Pembuatan Kain Tenun 4 Jenis Kain Tenun 5 Penutup Pengertian Kain TenunPenenunan merupakan proses utama yang mengubah benang pintal baik alami ataupun buatan menjadi kain untuk kemudian diproses menjadi barang jadi. Sedangkan kain tenun sendiri memiliki pengertian hasil kerajinan manusia di atas bahan kain yang terbuat dari benang, serat kayu, kapas, sutra dan lain-lain dengan cara memasukkan pakan secara melintang pada lungsi, yakni jajaran benang yang terpasang membujur. Sejarah Kain TenunKerajinan kain tenun yang kita kenal saat ini sudah ada dari zaman prasejarah, yang dikembangkan oleh masyarakat di belahan dunia. Budaya tenun kuno berasal dari daerah Asia Timur, India, dan Asia Barat, yang kemudian kebudayaan bertenun ini menyebar ke seluruh dunia. Di Indonesia kerajinan tenun telah ada sejak beberapa abad sebelum masehi yang diperkirakan kurang lebih tahun yang lalu. Pada awalnya nenek moyang kita menggunakan serat kayu, daun-daunan dengan membentuk anyaman yang digunakan sebagai wadah barang. Pengetahuan menenun kemudian berkembang sesuai dengan budaya, kepercayaan, lingkungan serta sistem organisasi yang dianut. Motif tenun yang ada di Indonesia banyak dipengaruhi oleh kebudayaan luar seperti halnya negara India, Arab dan tahun 1911 terjadi revolusi pembuatan kain tradisional. Pada masa ini dikenal alat tenun bukan mesin ATBM. Alat ini terbuat dari kayu, di mana digunakan torak-torak yang dihubungkan dengan tali, sehingga apabila salah satu alat tenun digerakkan, maka alat lainnya akan bergerak. Alat ini hanya dapat membuat kain-kain sederhana seperti kain polos, lurik, ikat, dan lain sebagainya. Prinsip Pembuatan Kain TenunJika kita mengamati secara seksama kain tenun, maka akan terlihat bahwa kain tersebut terdiri dari benang-benang yang berjajar dan searah dengan pinggir kain. Benang yang sejajar dengan pinggir kain tersebut dinamakan sebagai benang lusi, sedangkan benang yang melintang disebut sebagai benang pakan. Benang ini menyilang satu dengan yang lainnya. Karena menyilangnya antara benang lusi dan benang pakan tersebut, maka dapat dihasilkan kain tenun. Adapun prinsip penyilangan benang lusi dengan benang pakan atau menenun terdiri dari tiga langkah Pembukaan mulut lusi, yaitu proses menaikkan atau menurunkan sebagian benang benang pakan. Yaitu proses memasukkan benang pakan ke dalam mulut benang pakan, yaitu proses merapatkan benang pakan Jenis Kain TenunJenis kain tradisi Indonesia pada umumnya dibedakan menurut cara membuatnya. Kain tenun sendiri memiliki beberapa jenis yang dapat kita temui di berbagai propinsi di Indonesia. Adapun jenis kain tenun diantaranya A. Kain Tenun IkatMerupakan kain yang ragam hias atau motifnya diperoleh dengan cara mengikat benang di tempat-tempat tertentu sebelum dicelup atau ditenun. Dengan demikian bagian benang yang tidak terikat tidak terkena zat warna sehingga setelah ikatan dibuka benang tetap pada warna aslinya. Teknik pembuatan tenun ikat dibagi menjadi 3 golongan, diantaranya Tenun ikat pakan, tenun ikat lusi, kain tenun ikat lusi dan Kain tenun yang kedua adalah songket. Dilakukan dengan menambahkan benang pakan dari perak, emas atau sutera di atas struktur kain dasar yang sudah ada. Songket dengan benang emas yang terkenal berasal dari Palembang, tetapi juga dikerjakan suku Melayu di Aceh, Minangkabau, Ria dan juga pesisir Kalimantan Barat. Songket juga dikerjakan suku Bugis, Makasar, Bali, dan Sasak, di Donggala Sulawesi Tengah. Beberapa jenis kain songket adalah sebagai berikut Songket lepus Adalah songket yang bermotif benang emas menutupi hampir seluruh bagian tawur Adalah songket yang motifnya tidak menutupi seluruh bagian permukaan kain tetapi berkelompok-kelompok yang letaknya tetes mender Motif ada pada ujung pangkal dan pinggir kainSongket bungopacik Sebagain besar motif dari emas diganti dengan benang kapas putih sehingga anyaman benang emasnya tidak banyak lagi dan hanya sebagai selingan,Songket kombinasi Merupakan kombinasi dari beberapa jenis songket di limar Motifnya tidak berasal dari benang-benang tambahan seperti songket lainnya, melainkan berasal dari benang pakan dan lusi yang dicelup di bagian-bagian tertentu sebelum Kain Tenun Pandai SikekMasyarakat Pandai Sikek telah lama mengenal kerajinan tenun. Bagi masyarakat Pandai Sikek kerajinan tenunan merupakan warisan leluhur dan sampai sekarang masih dijaga keberadaannya. Masyarakat Pandai Sikek menyebut tenunan dengan istilah sebuah kerajinan tangan yang menggunakan bahan-bahan seperti benang, katun, benang emas, yang ditenun dengan tangan di atas alat yang bernama panta sehingga menjadi kain. Kain tenun ini biasanya digunakan pada saat upacara-upacara adat seperti pernikahan dan memiliki motif tertentu yang penggunaannya disesuaikan dengan Kain Tenun Ikat TrosoKain tenun ini berasal dari daerah Jepara, Jawa Tengah. Di desa yang bernama desa Troso inilah kerajinan tenun Troso dihasilkan, terutama tenun ikat. Oleh karena itu tenun ini diberi nama tenun Traso, karena tenun ini berasal dari daerah yang bernama Desa Troso. Tenun ikat troso mempunyai corak yang berbeda dengan tenun-tenun lainnya seperti dengan corak tenun Bali, tenun Lombok, tenun Asmat, tenun Toraja, dan lain-lainnya. 3. Tenun Songket PalembangDari Sumatera, Palembang juga memiliki kain khas tradisional yakni songket Palembang. Tenun songket Palembang memiliki beberapa motif tertentu seperti lepus, pulir biru, bungo cino, dan lain-lain. Tenun songket Palembang mempunyai keistimewaan yang membedakan dengan songkat lainnya yaitu tenun ini terbuat dari kombinasi benang sutera dan benang emas yang ditenun dengan cita rasa seni yang Tenun Songket SilunglangTenun Songket Silungkang biasanya dibuat dengan menggunakan teknik menambah benang pakan sebagai hiasan, caranya dengan menyisipkan benang perak, emas atau benang warna di atas benang lungsi. Tenun ini memiliki berbagai motif diantaranya lepus, jando beraes, tretes midar, pulir biru, kembang suku hijau, bunga cino, bunga pacik, dan lain-lain. Tahap pembuatan tenun ini pada dasarnya dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu menenun kain dasar dengan bentuk rata atau polos, tahap berikutnya dengan cara menghias tenun dengan menggunakan benang pakan atau sering disebut dengan mlay weaving Tenun Nusa TenggaraPembuatan kain tenun sudah dikenal lama di Nusa Tenggara. Kain tenun Nusa Tenggara memiliki ciri-ciri yang khas yaitu kainnya tebal dan pembuatannya lama sehingga tenun Nusa Tenggara cenderung mahal harganya. Serta tidak dapat digunakan sebagai pakaian sehari-hari melainkan hanya untuk digunakan pada acara- acara tertentu seperti upacara adat, perkawinan, upacara keagamaan, dan Kain UlosMerupakan kain tenun tradisional khas Batak. Bagi masyarakat Batak kerajinan tenun merupakan warisan secara turun temurun. Ulos memiliki berbagai macam jenis, ukuran, dan tujuan pemakainya. Macam-macam jenis itu antara lain seperti ulos tenun sadum, pinussan, mangiring, bintang maratur, sirara, sitoluntulo, bolean, jeumbat, si bolong, suri-suri, tum-tuman, ragi hotang, ragi pangko, runjat, djobit, simarindjamisi, ragi, dan Tenun AlorKerajinan tenun sudah dikenal sejak lama khususnya di Alor dan terbagi menjadi lima daerah basis tenun serta masing masing daerah mempunyai ciri khas. Pembagian daerah ini berdasarkan pada warna dan motif tenun. Kelima basis daerah tenunan itu adalah Kui, Batu Lolong, Kolana, Baranusa, dan Alor. Masing- masing daerah mempunyai ciri khas tenunan yang berbeda seperti berikut ini. Daerah Kolana, Kui, dan Batu lolong terkendal dengan tenun songket. Ternate, Pulau Buaya, Baranusa, Koli, Jahi, dan Alor Kecil terkenal dengan tenun ikat, yang masing-masing daerah memiliki warna dan motif Tenun ATBMTenun ATBM yang dikenal dengan istilah alat tenun bukan mesin, dimanfaatkan sębagai dekorasi rumah. Tenun ATBM ini mempunyai ciri khas yang menarik, yaitu tenun ini dikombinasikan lukisan dengan rangkaian tali, kancing batok kelapa, tarsel, dan lain sebagainya. PenutupItulah sedikit pembahasan mengenai kain tenun dan jenisnya yang admin rangkum dari berbagai sumber. Kita sudah sepantasnya bangga dengan hasil karya budaya bangsa kita sendiri dengan melestarikan dan mengembangkannya, agar tidak kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia.
1ftY. 3rmm46jh1t.pages.dev/3343rmm46jh1t.pages.dev/1193rmm46jh1t.pages.dev/553rmm46jh1t.pages.dev/3493rmm46jh1t.pages.dev/5293rmm46jh1t.pages.dev/3673rmm46jh1t.pages.dev/63rmm46jh1t.pages.dev/276
alat bahan dan cara membuat kain tenun